Rabu, 26 Maret 2014

PENYALAHGUNAAN BORAKS DALAM MAKANAN

Penyalahgunaan Boraks dalam Makanan

Sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks sebagai bahan pengawet makanan. Di mana bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan bakso dan mie dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan boraks? Apa fungsi sesungguhnya dari boraks?
Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat (NaB4O7.10H2O), berbentuk kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida(NaOH) serta asam borat(H3BO3). Umumnya boraks digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, bahan solder, bahan pembersih, pengontrol kecoak dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal pun dibuat dengan campuran boraks.
Boraks disalahgunakan untuk pangan dengan tujuan memperbaiki warna, tekstur dan flavor. Padahal sifatnya sangat beracun, sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks untuk digunakan dalam pangan. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Surat kabar Merdeka mengabarkan pada September 2012 BPOM menguji 70 sampel jajanan di kawasan Benhil, Jakarta Pusat. Hasil yang didapat dari pengujian tersebut membuktikan sejumlah panganan tersebut mengandung boraks. Makanan yang rentan akan penambahan boraks antara lain cendol, cincau, bakso, agar-agar, dan lontong.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
Adapun ciri-ciri  mekanan yang mengandung boraks antara lain :
  1. Mie Basah           : tidak lengket, sangat kenyal, serta tidak mudah putus
  2. Bakso                    : tekstur sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging, tapi lebih cemerlang keputihan
  3. Lontong               : rasa getir dan sangat gurih, serta beraroma sangat tajam
  4. Kerupuk               : teksturnya sangat lembut dan renyah, bisa menimbulkan rasa getir di lidah
Meskipun begitu, masih banyak pedagang yang masih menggunakan bahan  yang legal untuk dimakan dalam pembuatan produknya. Hal ini bukan menjadi alasan bagi Kita untuk takut atau menjadi phobia yang berlebihan pada makanan, tetapi membuat kita lebih “care” dan berhati-hati pada apa yang kita makan.

0 komentar:

Posting Komentar